PERENCANAAN
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IPS
DISUSUN OLEH :
·
Annahal Eleista NIM
: 4915120350.
“Essai ini dibuat sebagai
persyaratan dalam melengkapi tugas individu”
Nama
Dosen : Andri
Rivelino, SE.
Mata
Kuliah : Perencanaan Pembelajaran Pendidikan IPS.
Waktu
Pengumpulan : Selasa,11 Januari 2014.
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
PENJELASAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Sebenarnya semua manusia yang ada di
bumi ini pasti memiliki sebuah rencana atau perencanaan untuk mencapai tujuan
hidup yang diinginkan. Bukan hanya manusia saja yang memiliki sebuah rencana
atau perencanaan di dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari, tetapi ada pula
hal-hal lainnya yang menggunakan sebuah perencanaan untuk mencapai sebuah
tujuan yang diinginkan. Hal-hal yang dimaksud adalah sebuah instansi, yang
dimana instansi-instansi yang di dirikan di negara Indonesia atau negara yang
lainnya pasti membutuhkan, membuat, dan menjalankan sebuah perecanaan yang
sudah di konsepkan terlebih dahulu untuk mencapai sebuah tujuan yang ingin
dicapai. Banyak macam-macam instansi yang di dirikan di dunia ini yang
membutuhkan dan menjalankan sebuah perencanaan di dalam proses pekerjaannya.
Tetapi di dalam karya essai ini, saya selaku penulis essai hanya mengangkat
satu instansi yang mana instansi tersebut memiliki sebuah perencanaan di
dalamnya dan instansi yang sangat ingin dibahas sangatlah cocok dengan tugas
kuliah yang saya buat di dalam karya essai ini. sebuah instansi yang akan saya
angkat dan akan pula saya bahas adalah instansi pendidikan.
Pasti telah saya perkirakan sekarang
bahwa nama instansi yang saya sebutkan diatas merupakan sebuah nama instansi
yang tak langka untuk telinga kita semua. Hal ini dikarenakan memang instansi
pendidikan ini tidaklah lekang oleh kehidupan kita sehari-hari. Maksudnya
adalah kebanyakan manusia yang hidup di dunia ini pasti akan merasakan
bagaimana rasanya mengenyam di bangku sekolah dan menuntut ilmu di dunia
pendidikan. Berikut ini ada penjabaran sedikit tentang pengertian atau definisi
dari pendidikan yaitu sebagai berikut ini [1] :
1.
Secara etimologi
Kata pendidikan berasal
dari kata “didik” yang mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, maka
jadilah kata pendidikan.
2.
Dari Bahasa Yunani
Pendidikan berasal dari
kata “pedagogi” yaitu kata “paid” yang artinya anak dan “agogos”
yang artinya membimbing, sehingga pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu
dan seni membimbing anak”.
3.
Menurut John Dewey
Pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama manusia.
4.
Menurut K.H. Dewantara
Pendidikan adalah daya
upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran
(intelek) dan jasmani anak
Sebenarnya inti dari pembahasan untuk
essai ini bukanlah membahas tentang instansi pendidikannya dengan perencanaan.
Hanya sedikit ulasan dan pengertian atau definisi dari instansi pendidikan. Di
dalam essai ini, saya ingin membahas tentang satu hal yang ada di dalam sebuah
instansi pendidikan. Lalu hal tersebut juga akan disangkutpautkan dengan
perencanaan.
Pasti di benak para pembaca akan
melontarkan satu pertanyaan yang memang perlu untuk di pertanyakan di dalam
pembahasan dari essai ini. Pertanyaan tersebut adalah :
|
Padahal yang sama-sama kita ketahui
tentang dunia pendidikan pasti akan memunculkan berbagai hal di dalamnya.
Hal-hal tersebut seperti : pengajaran, pembelajaran, kedisiplinan, dan masih
banyak lagi hal-hal yang ada di dalam dunia pendidikan.
Pertanyaan di atas memanglah bagus untuk
dibahas di dalam karya essai yang saya buat, karena memang banyak sekali hal-hal
yang ada di dalam pendidikan tetapi di dalam sebuah instansi pendidikan
terselipkan satu hal yang akan saya ambil untuk lebih detailnya di bahas di
dalam karya essai ini. Satu hal yang ada di dalam instasi pendidikan ini
sangatlah penting sekali, karena memang tugas kuliah saya yang menuntut untuk
membahas hal tersebut. bukan hanya membahas satu hal yang ada di dalam instansi
pendidikan saja. Melainkan saya pun juga harus menjelaskan tentang perencanaan,
menyangkutpautkan antara perencaan dengan satu hal yang ada di dalam instansi
pendidikan tersebut. Satu hal yang ingin saya ambil di dalam sebuah instansi
pendidikan yaitu pembelajaran.
Memang di dalam sebuah instansi
pendidikan banyak hal-hal yang ada di dalamnya dan hal-hal yang ada di dalam
suatu instansi pendidikan juga pasti akan menyangkutpautkan dengan suatu
perencanaan. Sekilas flash back ke penjelasan yang sebelumnya, sebenarnya perlu
ditekankan lagi bahwa bukan hanya instansi pendidikan saja yang memiliki sebuah
perencanaan tetapi instansi-instansi yang lainpun juga memiliki sebuah
perencanaan di dalamnya untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. Tetapi
memang bukan hanya instansi saja yang memiliki perencanaan, tetapi manusia pun
yang hidup di dunia ini pasti memiliki sebuah rencana atau perencanaan yang di buat dan dilaksanakan di
dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan untuk mencapai sebuah tujuan yang
ingin dicapainya. Dari pada saya lebih
jauh membahas tentang pembelajaran, ada baiknya saya akan memulai terlebih
dahulu untuk memaparkan sedikit tentang arti atau definisi dari perencanaan.
Dibawah ini ada beberapa pengertian atau definisi dari perencanaan yaitu [2] :
1.
William H. Newman
Perencanaan adalah
menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian
putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentu kebijakan,
penentu program, penentu metode-metode dan prosedur tertentu, dan penentuan
kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.
2.
Terry (1993 : 17)
Perencanaan adalah
menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai
tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan.
Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke
depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.
3.
Banghart dan Trull (1973)
Perencanaan adalah awl
dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang di dasarkan
atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalah.
4.
Nana Sudjana (2000 : 61)
Perencanaan adalah
proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan
dilakukan pada waktu yang akan datang.
5.
Hadari Nawawi (1983 : 16)
Perencanaan berarti
menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu
pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.
Sebenarnya perencanaan juga dapat
digunakan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan berbagai tujuan yang
diinginkan. Penentuan tujuan yang diinginkan inilah merupakan suatu kegiatan
awal yang ada di dalam perencanaan. Ada dua macam tujuan yang dapat ditentukan
dari kegiatan perencanaan ini yaitu tujuan umum (goal) dan tujuan khusus
(objektivitas). Kedua tujuan tersebut sangatlah berbeda, karena adanya
perbedaan dari segi pengertian dan dari segi contoh yang ada di dalam
masing-masing tujuan tersebut.
Setelah menentukan tujuan yang
diinginkan, adapula tahapan-tahapan lainnya yang harus dilakukan di dalam pembuatan
atau pelaksanaan suatu perencanaan. Tahapan-tahapan itu berisikan : penyusunan
pola, rangkaian, dan proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Jadi inti dari maksud kedua paragraf sebelumnya adalah
kegiatan perencanaan selalu berkaitan erat dengan penyusunan serangkaian
kegiatan untuk mecapai sebuah atau beberapa tujuan yang diinginkan atau yang
telah ditentukan sebelumnya.
Gambar I
Serangkaian Kegiatan Perencanaan
Sebenarnya selain adanya definisi atau
pengertian dari perencanaan, adapula hal lain yang patut untuk di bahas di
dalam essai ini yaitu unsur-unsur dari perencanaan. Berikut ini adalah
unsur-unsur dari perencanaan yaitu :
1.
Ada tujuan yang
harus dicapai.
2.
Ada strategi
untuk mencapai tujuan.
3.
Sumber daya yang
mendukung.
4.
Implementasi
setiap keputusan.
Setelah menjelaskan tentang arti atau
definisi dari perencanaan, sekarang di dalam pembahasan kali ini akan lebih memaparkan
tentang pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta
didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik (Jones
at. al dalam Mulyani Sumantri, 1988 : 95).
Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa
arti atau definisi dari “perencanaan pembelajaran” adalah suatu
kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses
belajar mengajar yaitu dengan mengkoordinasikan komponen-komponen
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara
penyampaian kegiatan (metode, model dan teknik), serta bagaimana mengukurnya
menjadi jelas dan sistematis, sehingga nantinya proses belajar mengajar menjadi
efektif dan efisien.
Di dalam essai ini selain membahas
tentang pengertian atau definisi dari perencanaan, pembelajaran, dan
perencanaan pembelajaran. Adapula pembahasan lainnya yang masih menyangkutpautkan
dengan perencanaan pembelajaran. Pembahasan lain yang dimaksud untuk pembahasan
selanjutnya adalah konsep perencanaan pembelajaran.
KONSEP
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Sebenarnya konsep yang ada di dalam
perencanaan pembelajaran memiliki satu tujuan di dalam proses pengajaran bagi
guru. Tujuan tersebut yaitu dapat membantu guru dalam meningkatkan efektivitas
pembuatan perencanaan pembelajaran. Konsep yang ada di dalam perencanaan
pembelajaran mengandung dua pemikiran utama di dalamnya, yaitu proses
pengambilan keputusan dan pengetahuan profesional tentang proses pengajaran.
Konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang, yaitu [3] :
1.
Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi.
Suatu perencanaan yang
mendorong pengguna teknik-teknk yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif
dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pembelajaran.
2.
Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem.
Sebuah susunan dari
sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakan pembelajaran.
Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya
diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
3.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin.
Cabang dari pengetahuan
yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil peneltian dan teori tentang strategi pembelajaran
dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
4.
Perencanaan pembelajaran sebagai sains.
Mengkreasi secara
detail spesifiksi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan
akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun
yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan
kompleksitasnya.
5.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses.
Pengembangan
pembelajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar
teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan
alur sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya
melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas
pembelajaran.
6.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas.
Ide pembelajaran yang
dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam
suatu proses yang dikerjakan perencanaan dengan mengecek secara cermat bahwa
semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sais dan dilaksanakan secara sistematis.
MANFAAT
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Terdapat beberapa manfaat perencanaan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu [4] :
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai
tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang
bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur
guru maupun unsur murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan,
sehingga setiap saat diketahui ketetapan dalam kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi
keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN YANG DIBUAT
MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD
DEFINISI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam
Slavin, 1995), merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan
merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru
mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Student Team Achievement Divisions
(STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD
merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan
interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang
menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu
mengunakan presentasi Verbal atau teks.
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK PENDIDIKAN
IPS
Banyak sekali pokok pembelajaran yang
ada di dunia pendidikan, mulai dari pendidikan yang berbau sains sampai
pendidikan yang berbau tentang ilmu sosial. Tetapi seperti biasa di dalam essai
ini akan diambil satu pokok ata pelajaran yang ada di dalam dunia pendidikan
agar dimana pembahasan yang akan diambil lebih diperdalam dan lebih di fokuskan
untuk pembahasannya. Di essai ini akan lebih membahas tentang pendidikan yang
condong ke arah ilmu sosial, tetapi bukan semua ilmu sosial saya akan jabarkan
di essai ini. Hanya satu mata pelajaran yang akan saya ambil dan saya fokuskan untuk
diperdalam lagi pembahasannya di essai ini. Mata pelajaran di ilmu sosial yang
saya ambil adalah pendidikan IPS.
Di dalam pendidikan IPS terdapat pula
berbagai tipe pembelajaran yang akan diajarkan oleh seluruh murid di dalam
proses pembelajaran di sekolah. Tipe pembelajaran yang diambil adalah lebih
akan bertumpu kepada ilmu dari model pembelajaran kooperatif. Tipe pembelajaran
yang akan diambil dan dipraktekkan dalam dunia sekolah adalah seperti :
Oleh guru seluruh siswa dibagi menjadi 6
kelompok diskusi untuk disekolah dan khususnya untuk mata pelajaran IPS. Agar
diskusi berjalan dengan baik sesuai apa yang diinginkan, maka seluruh siswa
duduk di tempat yang sama dalam satu kelompok. Setelah seluruh murid telah
duduk, maka guru harus menyajikan sebuah pelajaran tentang hal-hal yang berbau
IPS. Seluruh siswa diharuskan mendengarkan dan memperhatikan apa yang diajarkan
oleh guru IPS yang ada di kelas. Setelah penerangan tentang pelajaran IPS telah
selesai ditengakan oleh guru, maka sang guru harus memberikan atau melontarkan
berbagai macam pertanyaan ke masing-masing anggota di dalam kelompok yang
berbau mata pelajaran IPS. Anggota lainnya yang tidak ditanya, maka harus diam
dan tidak boleh memberikan jawaban kepada siswa yang sedang bertanya.
TAHAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Di dalam model pebelajaran yang ada di
dunia pendidikan pasti akan tahapan-tahapan untuk melakasnakan atau
mempraktekan model pembelajaran tersebut di dunia pendidikan atau sekolah dalam
proses belajar mengajar. Begitu juga dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang dipakai dan lebih dikembangkan lagi di dalam mata pelajaran IPS juga
memiliki beberapa tahapan di dalamnya. Tahapan yang ada di dalam model
pembelajaran ini digunakan sebagai pedoman untuk menjalankan atau mempraktekkan
model pembelajaran ini secara langsung di dalam proses belajar mengajar.
Tahapan yang dirancang dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menjalankan
model pembelajaran ini dalam dunia IPS. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang
ada di dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk pembelajaran
pendidikan IPS yaitu :
1.
Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok.
Sebelum menyajikan guru
harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai
siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam
kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang.
2.
Penyajian materi pembelajaran.
Penyajian materi
pembelajaran dapat ditekankan pada hal berikut :
·
Pendahuluan
Di sini perlu
ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan
hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep
yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan
menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama
sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya.
·
Pengembangan.
Dilakukan pengembangan
materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa
belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan
penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka
dapat beralih kekonsep lain.
·
Praktek
terkendali.
Praktek terkendali
dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal,
memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar
siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.
3.
Kegiatan kelompok.
Guru membagikan LKS
kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS
selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi
bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan.
Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang
dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok
diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam
memahami materi pelajaran.
4.
Evaluasi.
Dilakukan selama 45 -
60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama
bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok,
siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak
diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai
perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5.
Penghargaan individu dan kelompok
Dari hasil penilaian
perkembangan maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam
ketingkatan penghargaan atau persyaratan pemberian penghargaan misalnya bagi
kelompok yang mendapat rata-rata nilai dibawah ( 79-60 ) mendapatkan
penghargaan “Great Team” sedangkan bagi
kelompok yang mendapatkan rata-rata nilai (55-30) mendapatkan penghargaan
“Super Team”.
6.
Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok.
Satu periode penilaian
(3-4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa
yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja
dengan teman yang lain.
KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN METODE KOOPERATIF
Berikut ini adapula pembahasan tentang
keunggulan dan kekurangan yag dihasilkan dari model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Pembahasan diawali dari kelebihan yang dimiliki oleh metode ini
yaitu seperti :
1.
Meningkatkan
kecakapan individu.
2.
Meningkatkan
kecakapan kelompok.
3.
Meningkatkan
komitmen, percaya diri.
4.
Menghilangkan prasangka terhadap teman sebaya
dan memahami perbedaan.
5.
Tidak bersifat
kompetitif.
6.
Tidak memiliki
rasa dendam dan mampu membina hubungan yang hangat.
7.
Meningkatkan
motivasi belajar dan rasa toleransi serta saling membantu dan mendukung dalam
memecahkan masalah.
Kekurangan yang dimiliki oleh model pembelajaran ini
adalah sebagai berikut :
1.
Siswa yang
kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder berkerja sama dengan
teman-teman yang lebih mampu.
2.
Terjadi situasi
kelas yang gaduh singga siswa tidak dapat bekerja secara efektif dalam
kelompok.
3.
Pemborosan
waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar