Minggu, 23 Februari 2014

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IPS


PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IPS


DISUSUN OLEH :

·        Annahal Eleista             NIM : 4915120350.

 “Essai ini dibuat sebagai persyaratan dalam melengkapi tugas individu”

Nama Dosen                            : Andri Rivelino, SE.
Mata Kuliah                                      : Perencanaan Pembelajaran Pendidikan IPS.
Waktu Pengumpulan               : Selasa,11 Januari 2014.




JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014


PENJELASAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Sebenarnya semua manusia yang ada di bumi ini pasti memiliki sebuah rencana atau perencanaan untuk mencapai tujuan hidup yang diinginkan. Bukan hanya manusia saja yang memiliki sebuah rencana atau perencanaan di dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari, tetapi ada pula hal-hal lainnya yang menggunakan sebuah perencanaan untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. Hal-hal yang dimaksud adalah sebuah instansi, yang dimana instansi-instansi yang di dirikan di negara Indonesia atau negara yang lainnya pasti membutuhkan, membuat, dan menjalankan sebuah perecanaan yang sudah di konsepkan terlebih dahulu untuk mencapai sebuah tujuan yang ingin dicapai. Banyak macam-macam instansi yang di dirikan di dunia ini yang membutuhkan dan menjalankan sebuah perencanaan di dalam proses pekerjaannya. Tetapi di dalam karya essai ini, saya selaku penulis essai hanya mengangkat satu instansi yang mana instansi tersebut memiliki sebuah perencanaan di dalamnya dan instansi yang sangat ingin dibahas sangatlah cocok dengan tugas kuliah yang saya buat di dalam karya essai ini. sebuah instansi yang akan saya angkat dan akan pula saya bahas adalah instansi pendidikan.
Pasti telah saya perkirakan sekarang bahwa nama instansi yang saya sebutkan diatas merupakan sebuah nama instansi yang tak langka untuk telinga kita semua. Hal ini dikarenakan memang instansi pendidikan ini tidaklah lekang oleh kehidupan kita sehari-hari. Maksudnya adalah kebanyakan manusia yang hidup di dunia ini pasti akan merasakan bagaimana rasanya mengenyam di bangku sekolah dan menuntut ilmu di dunia pendidikan. Berikut ini ada penjabaran sedikit tentang pengertian atau definisi dari pendidikan yaitu sebagai berikut ini [1] :
1.      Secara etimologi
Kata pendidikan berasal dari kata “didik” yang mendapat  awalan “pe” dan akhiran “an”, maka jadilah kata pendidikan.



2.      Dari Bahasa Yunani
Pendidikan berasal dari kata “pedagogi” yaitu  kata “paid”  yang artinya anak dan “agogos” yang artinya membimbing,  sehingga pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni membimbing anak”.
3.      Menurut John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
4.      Menurut K.H. Dewantara
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak
Sebenarnya inti dari pembahasan untuk essai ini bukanlah membahas tentang instansi pendidikannya dengan perencanaan. Hanya sedikit ulasan dan pengertian atau definisi dari instansi pendidikan. Di dalam essai ini, saya ingin membahas tentang satu hal yang ada di dalam sebuah instansi pendidikan. Lalu hal tersebut juga akan disangkutpautkan dengan perencanaan.
Pasti di benak para pembaca akan melontarkan satu pertanyaan yang memang perlu untuk di pertanyakan di dalam pembahasan dari essai ini. Pertanyaan tersebut adalah :
“Satu hal yang ada di dalam instansi pendidikan yang dimaksud oleh penulis itu apa?”

 
 


Padahal yang sama-sama kita ketahui tentang dunia pendidikan pasti akan memunculkan berbagai hal di dalamnya. Hal-hal tersebut seperti : pengajaran, pembelajaran, kedisiplinan, dan masih banyak lagi hal-hal yang ada di dalam dunia pendidikan.
Pertanyaan di atas memanglah bagus untuk dibahas di dalam karya essai yang saya buat, karena memang banyak sekali hal-hal yang ada di dalam pendidikan tetapi di dalam sebuah instansi pendidikan terselipkan satu hal yang akan saya ambil untuk lebih detailnya di bahas di dalam karya essai ini. Satu hal yang ada di dalam instasi pendidikan ini sangatlah penting sekali, karena memang tugas kuliah saya yang menuntut untuk membahas hal tersebut. bukan hanya membahas satu hal yang ada di dalam instansi pendidikan saja. Melainkan saya pun juga harus menjelaskan tentang perencanaan, menyangkutpautkan antara perencaan dengan satu hal yang ada di dalam instansi pendidikan tersebut. Satu hal yang ingin saya ambil di dalam sebuah instansi pendidikan yaitu pembelajaran.
Memang di dalam sebuah instansi pendidikan banyak hal-hal yang ada di dalamnya dan hal-hal yang ada di dalam suatu instansi pendidikan juga pasti akan menyangkutpautkan dengan suatu perencanaan. Sekilas flash back ke penjelasan yang sebelumnya, sebenarnya perlu ditekankan lagi bahwa bukan hanya instansi pendidikan saja yang memiliki sebuah perencanaan tetapi instansi-instansi yang lainpun juga memiliki sebuah perencanaan di dalamnya untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. Tetapi memang bukan hanya instansi saja yang memiliki perencanaan, tetapi manusia pun yang hidup di dunia ini pasti memiliki sebuah rencana atau  perencanaan yang di buat dan dilaksanakan di dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan untuk mencapai sebuah tujuan yang ingin dicapainya.  Dari pada saya lebih jauh membahas tentang pembelajaran, ada baiknya saya akan memulai terlebih dahulu untuk memaparkan sedikit tentang arti atau definisi dari perencanaan. Dibawah ini ada beberapa pengertian atau definisi dari perencanaan yaitu [2] :
1.      William H. Newman
Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentu kebijakan, penentu program, penentu metode-metode dan prosedur tertentu, dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.
2.      Terry (1993 : 17)
Perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.


3.      Banghart dan Trull (1973)
Perencanaan adalah awl dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang di dasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalah.
4.      Nana Sudjana (2000 : 61)
Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
5.      Hadari Nawawi (1983 : 16)
Perencanaan berarti menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.

Sebenarnya perencanaan juga dapat digunakan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan berbagai tujuan yang diinginkan. Penentuan tujuan yang diinginkan inilah merupakan suatu kegiatan awal yang ada di dalam perencanaan. Ada dua macam tujuan yang dapat ditentukan dari kegiatan perencanaan ini yaitu tujuan umum (goal) dan tujuan khusus (objektivitas). Kedua tujuan tersebut sangatlah berbeda, karena adanya perbedaan dari segi pengertian dan dari segi contoh yang ada di dalam masing-masing tujuan tersebut.
Setelah menentukan tujuan yang diinginkan, adapula tahapan-tahapan lainnya yang harus dilakukan di dalam pembuatan atau pelaksanaan suatu perencanaan. Tahapan-tahapan itu berisikan : penyusunan pola, rangkaian, dan proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi inti dari maksud kedua paragraf sebelumnya adalah kegiatan perencanaan selalu berkaitan erat dengan penyusunan serangkaian kegiatan untuk mecapai sebuah atau beberapa tujuan yang diinginkan atau yang telah ditentukan sebelumnya.
Gambar I
Serangkaian Kegiatan Perencanaan




Sebenarnya selain adanya definisi atau pengertian dari perencanaan, adapula hal lain yang patut untuk di bahas di dalam essai ini yaitu unsur-unsur dari perencanaan. Berikut ini adalah unsur-unsur dari perencanaan yaitu :
1.      Ada tujuan yang harus dicapai.
2.      Ada strategi untuk mencapai tujuan.
3.      Sumber daya yang mendukung.
4.      Implementasi setiap keputusan.
Setelah menjelaskan tentang arti atau definisi dari perencanaan, sekarang di dalam pembahasan kali ini akan lebih memaparkan tentang pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik (Jones at. al dalam Mulyani Sumantri, 1988 : 95).
Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa arti atau definisi dari “perencanaan pembelajaran” adalah suatu kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar  yaitu dengan mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara penyampaian kegiatan (metode, model dan teknik), serta bagaimana mengukurnya menjadi jelas dan sistematis, sehingga nantinya proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien.
Di dalam essai ini selain membahas tentang pengertian atau definisi dari perencanaan, pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran. Adapula pembahasan lainnya yang masih menyangkutpautkan dengan perencanaan pembelajaran. Pembahasan lain yang dimaksud untuk pembahasan selanjutnya adalah konsep perencanaan pembelajaran.

KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Sebenarnya konsep yang ada di dalam perencanaan pembelajaran memiliki satu tujuan di dalam proses pengajaran bagi guru. Tujuan tersebut yaitu dapat membantu guru dalam meningkatkan efektivitas pembuatan perencanaan pembelajaran. Konsep yang ada di dalam perencanaan pembelajaran mengandung dua pemikiran utama di dalamnya, yaitu proses pengambilan keputusan dan pengetahuan profesional tentang proses pengajaran.

Konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu [3] :
1.      Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi.
Suatu perencanaan yang mendorong pengguna teknik-teknk yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pembelajaran.
2.      Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem.
Sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakan pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
3.      Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin.
Cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil peneltian dan teori tentang strategi pembelajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
4.      Perencanaan pembelajaran sebagai sains.
Mengkreasi secara detail spesifiksi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
5.      Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses.
Pengembangan pembelajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pembelajaran.
6.      Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas.
Ide pembelajaran yang dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencanaan dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sais dan dilaksanakan secara sistematis.
MANFAAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu [4] :
1.      Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2.      Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
3.      Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4.      Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketetapan dalam kelambatan kerja.
5.      Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6.      Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.

PERENCANAAN PEMBELAJARAN YANG DIBUAT

MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

DEFINISI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995), merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK PENDIDIKAN IPS
Banyak sekali pokok pembelajaran yang ada di dunia pendidikan, mulai dari pendidikan yang berbau sains sampai pendidikan yang berbau tentang ilmu sosial. Tetapi seperti biasa di dalam essai ini akan diambil satu pokok ata pelajaran yang ada di dalam dunia pendidikan agar dimana pembahasan yang akan diambil lebih diperdalam dan lebih di fokuskan untuk pembahasannya. Di essai ini akan lebih membahas tentang pendidikan yang condong ke arah ilmu sosial, tetapi bukan semua ilmu sosial saya akan jabarkan di essai ini. Hanya satu mata pelajaran yang akan saya ambil dan saya fokuskan untuk diperdalam lagi pembahasannya di essai ini. Mata pelajaran di ilmu sosial yang saya ambil adalah pendidikan IPS.
Di dalam pendidikan IPS terdapat pula berbagai tipe pembelajaran yang akan diajarkan oleh seluruh murid di dalam proses pembelajaran di sekolah. Tipe pembelajaran yang diambil adalah lebih akan bertumpu kepada ilmu dari model pembelajaran kooperatif. Tipe pembelajaran yang akan diambil dan dipraktekkan dalam dunia sekolah adalah seperti :
 Oleh guru seluruh siswa dibagi menjadi 6 kelompok diskusi untuk disekolah dan khususnya untuk mata pelajaran IPS. Agar diskusi berjalan dengan baik sesuai apa yang diinginkan, maka seluruh siswa duduk di tempat yang sama dalam satu kelompok. Setelah seluruh murid telah duduk, maka guru harus menyajikan sebuah pelajaran tentang hal-hal yang berbau IPS. Seluruh siswa diharuskan mendengarkan dan memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru IPS yang ada di kelas. Setelah penerangan tentang pelajaran IPS telah selesai ditengakan oleh guru, maka sang guru harus memberikan atau melontarkan berbagai macam pertanyaan ke masing-masing anggota di dalam kelompok yang berbau mata pelajaran IPS. Anggota lainnya yang tidak ditanya, maka harus diam dan tidak boleh memberikan jawaban kepada siswa yang sedang bertanya.

TAHAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Di dalam model pebelajaran yang ada di dunia pendidikan pasti akan tahapan-tahapan untuk melakasnakan atau mempraktekan model pembelajaran tersebut di dunia pendidikan atau sekolah dalam proses belajar mengajar. Begitu juga dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dipakai dan lebih dikembangkan lagi di dalam mata pelajaran IPS juga memiliki beberapa tahapan di dalamnya. Tahapan yang ada di dalam model pembelajaran ini digunakan sebagai pedoman untuk menjalankan atau mempraktekkan model pembelajaran ini secara langsung di dalam proses belajar mengajar. Tahapan yang dirancang dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menjalankan model pembelajaran ini dalam dunia IPS. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang ada di dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk pembelajaran pendidikan IPS yaitu :
1.      Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok.
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang.
2.      Penyajian materi pembelajaran.
Penyajian materi pembelajaran dapat ditekankan pada hal berikut :
·         Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya.
·         Pengembangan.
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain.
·         Praktek terkendali.
Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.

3.      Kegiatan kelompok.
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
4.      Evaluasi.
Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5.      Penghargaan individu dan kelompok
Dari hasil penilaian perkembangan maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam ketingkatan penghargaan atau persyaratan pemberian penghargaan misalnya bagi kelompok yang mendapat rata-rata nilai dibawah ( 79-60 ) mendapatkan penghargaan  “Great Team” sedangkan bagi kelompok yang mendapatkan rata-rata nilai (55-30) mendapatkan penghargaan “Super Team”.
6.      Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok.
Satu periode penilaian (3-4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.

KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN METODE KOOPERATIF
Berikut ini adapula pembahasan tentang keunggulan dan kekurangan yag dihasilkan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembahasan diawali dari kelebihan yang dimiliki oleh metode ini yaitu seperti :
1.      Meningkatkan kecakapan individu.
2.      Meningkatkan kecakapan kelompok.
3.      Meningkatkan komitmen, percaya diri.
4.       Menghilangkan prasangka terhadap teman sebaya dan memahami perbedaan.
5.      Tidak bersifat kompetitif.
6.      Tidak memiliki rasa dendam dan mampu membina hubungan yang hangat.
7.      Meningkatkan motivasi belajar dan rasa toleransi serta saling membantu dan mendukung dalam memecahkan masalah.
Kekurangan yang dimiliki oleh model pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1.      Siswa yang kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder berkerja sama dengan teman-teman yang lebih mampu.
2.      Terjadi situasi kelas yang gaduh singga siswa tidak dapat bekerja secara efektif dalam kelompok.
3.      Pemborosan waktu.



[1] http://expresisastra.blogspot.com/2013/11/pengertian-pendidikan-menurut-ahli.html. Diakses
  tanggal : 10 Februari 2014, jam 18:42 WIB.
[2]  Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2005 s.d
   2011), hal : 15-16.
[3]  Ibid, hal : 17-18.
[4]  Ibid, hal : 22.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar